Pages

Subscribe:

Pages

Kamis, 16 Februari 2012

Cahaya Para Awliya'

Salah seorang murid dalam majelis berkata pada sang Syaikh: Istri saya berkata pada saya: Bagaimana mungkin, jika dirimu menghadiri begitu banyak majelis Salawat atas Nabi (s), tapi tidak ada cahaya bersinar dari wajahmu?” Aku berkata pada diriku sendiri: Ia benar, ini karena aku tidak tulus (sadiq). Sang Syaikh bertutur: “Semakin sabar seorang Wali terhadap istrinya, semakin tinggi maqam-nya. Dan semakin sedikit cahaya-nya nampak, semakin tinggi maqam-nya.Sidi al-Sya’rani bertanya pada Syaikhnya ‘Ali al-Khawwass mengapa hal itu demikian dan yang terakhir menjawab: “Jika cahaya seorang Muslim yang tak patuh disingkapkan bagi semuanya untuk melihatnya, maka cahaya itu akan mengisi segala sesuatunya yang terletak di antara bumi dan tujuh langit; dan jika cahaya seorang Wali dari Awliya’ disingkapkan, orang-orang akan lupa atas Allah (terkesima atas keindahan cahaya tadi) dan tidak lagi menyembah-Nya. Tapi cahaya itu disembunyikan, semata-mata karena rahmat dan kasih sayang bagi para hamba Allah.”“Kesamaan seorang wali di antara keluarganya adalah bagai seekor keledai lokal. Mereka memukulnya, mereka membebaninya, mereka tidak menghormatinya. Namun, ketika seekor keledai liar muncul, mereka berlari kepadanya untuk baraka. Sama seperti itu pula, seorang wali tidak dihormati oleh kaumnya sendiri tetapi ketika ia pergi keluar menemui kaum lainnya, mereka memberinya pengakuan.” .“Salah seorang awliya’ Sidi al-Rawwas menjadi demikian jenuhnya atas pelecehan dari kaumnya ia berjalan dan mereka bahkan tidak lagi membalas salamnya – ia pun meninggalkan kotanya dan berkelana. Ia berhenti pada Maqam dari Sidi Ahmad al-Sayyad.Di sana ia salat dan beristirahat. Kemudian ia melihat seseorang datang dan ilham datang ke kalbunya bahwa orang tersebut adalah al-Khidr (as). Orang itu salat dua raka’at dan kemudian duduk di samping al-Rawwas. Al-Rawwas menceritakan kesulitannya. Orang tadi menjawab dengan mengutip suatu ayat Qu’ran:Wa man nu’ammir-hu nunakkis-hu fi-l khalqi” “Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan mereka kepada kejadian(nya). (membuatnya kembali menjadi lemah setelah kuat)” (QS. 36:68).

Al-Rawwas berkata: “Aku memahami makna tersembunyi nya dalam lubuk batinku yang terdalam.” Bermakna: Siapa pun yang telah diangkat mencapai kedudukan-kedudukan yang tinggi secara batiniah, akan mendapatkan perlakuan buruk secara lahiriah.”

“Mereka yang memiliki suatu rahasia spiritual dan menempatkan diri mereka dalam pandangan orang-orang yang memiliki Wilayah (Kewalian) akan dipenuhi dengan kekuatan spiritual yang dengannya mereka mengalirkan rahmah dan kasih sayang ke seluruh benda dan makhluq termasuk malaikat, jinn, batu-batuan, hewan, dan tanaman.

Ketika murid dari seorang wali diundang ke suatu tempat mana pun ia pun harus pergi untuk memenuhi kewajibannya terhadap makhluq-makhluq yang mendiami tempat itu, mulai dari malaikat hingga batu-batu jalanan, karena mereka pun memiliki hak untuk mendapat bagian dari cahayanya. Dan ini semua datang dari Nabi karena beliau adalah Kasih Sayang (Rahma) bagi seluruh alam dan tidak hanya bagi manusia dan jinn.

0 komentar:

Posting Komentar