Pages

Subscribe:

Pages

Jumat, 19 Februari 2010

Jagalah Lisanmu

Oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah

Nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terlimpah kepada kita tiada terbilang hingga kita tidak mampu menghitungnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوهَا

Dan jika kalian ingin menghitung nikmat Allah niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya.” (Ibrahim: 34)

Dia Yang Maha Suci juga berfirman:

وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً

Dan Dia telah mencurahkan nikmat-Nya yang lahir dan yang batin kepada kalian.” (Luqman: 20)

Di antara sekian banyak nikmat-Nya adalah lisan atau lidah yang dengannya seorang hamba dapat mengungkapkan keinginan jiwanya.

أَلَمْ نَجْعَلْ لَهُ عَيْنَيْنِ. وَلِسَانًا وَشَفَتَيْنِ

Bukankah Kami telah menjadikan untuknya dua mata, lisan, dan dua bibir?” (Al-Balad: 8-9)

Dengan lisan ini, seorang hamba dapat terangkat derajatnya dengan beroleh kebaikan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebaliknya, ia juga dapat tersungkur ke jurang jahannam dengan sebab lisannya. Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَرْفَعُهُ اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لاَ يُلْقِي لَهَا بَالاً يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.” (HR. Al-Bukhari no. 6478)

Dalam hadits yang lain disebutkan:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا، يَزِلُّ بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ الْمَشْرِقِ

Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang ia tidak memerhatikannya, tidak memikirkan kejelekannya dan tidak khawatir akan akibat/dampaknya, ternyata karenanya ia dilemparkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa yang ada di antara masyriq/timur.” (HR. Al-Bukhari no. 6477 dan Muslim no. 7406, 7407)

Dalam riwayat Muslim:

أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ

…lebih jauh daripada antara timur dan barat.

Yang disesalkan dari keberadaan kita, kaum hawa, sering menyalahgunakan nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang berupa lisan ini. Lisan dilepaskan begitu saja tanpa penjagaan sehingga keluar darinya kalimat-kalimat yang membinasakan pengucapnya. Ghibah, namimah, dusta, mengumpat, mencela dan teman-temannya, biasa terucap. Terasa ringan tanpa beban, seakan tiada balasan yang akan diperoleh. Membicarakan cacat/cela seseorang, menjatuhkan kehormatan seorang muslim, seakan jadi santapan lezat bagi yang namanya lisan. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengingatkan dalam sabdanya:

الْـمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْـمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6484 dan Muslim no. 161)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu menerangkan, “Kaum muslimin selamat dari lisannya di mana ia tidak mencela mereka, tidak melaknat mereka, tidak mengghibah dan menyebarkan namimah di antara mereka, tidak menyebarkan satu macam kejelekan dan kerusakan di antara mereka. Ia benar-benar menahan lisannya. Menahan lisan ini termasuk perkara yang paling berat dan paling sulit bagi seseorang. Sebaliknya, begitu gampangnya seseorang melepas lisannya.”

Beliau rahimahullahu juga menyatakan, “Lisan termasuk anggota tubuh yang paling besar bahayanya bagi seseorang. Karena itulah, bila seseorang berada di pagi harinya maka anggota tubuhnya yang lain, dua tangan, dua kaki, dua mata dan seluruh anggota yang lain mengingkari lisan. Demikian pula kemaluan, karena pada kemaluan ada syahwat nikah dan pada lisan ada syahwat kalam (berbicara).

Sedikit orang yang selamat dari dua syahwat ini. Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari lisannya, yakni ia menahan lisannya dari mereka. Tidak menyebut mereka kecuali dengan kebaikan. Ia tidak mencaci, tidak mengghibah, tidak berbuat namimah dan tidak menebarkan permusuhan di antara manusia. Dia adalah orang yang memberikan rasa aman kepada orang lain. Bila ia mendengar kejelekan, ia menjaga lisannya. Tidak seperti yang dilakukan sebagian manusia –wal ‘iyadzubillah– bila mendengar kejelekan saudaranya sesama muslim, ia melonjak kegirangan kemudian ia menyebarkan kejelekan itu di negerinya. Orang seperti ini bukanlah seorang muslim (yang sempurna imannya).” (Syarh Riyadhish Shalihin, 1/764)

Lisan yang berpenyakit seperti ini banyak diderita oleh kaum hawa, sehingga mereka harus banyak-banyak diperingatkan untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam perkara lisan mereka. Ketahuilah, karena bahayanya lisan bila tidak dijaga oleh pemiliknya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai menjamin surga bagi orang yang dapat menjaga lisan dan kemaluannya. Sahl bin Sa’d radhiyallhu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (yaitu lisan)1 dan apa yang ada di antara dua kakinya (yaitu kemaluan)2 maka aku akan menjamin surga baginya.” (HR. Al-Bukhari no. 6474)

Bila engkau tidak dapat berkata yang baik, maka diamlah niscaya itu lebih selamat. Karenanya, Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau ia diam.” (HR. Al-Bukhari no. 6475 dan Muslim)

Al-Imam Al-Hakim rahimahullahu meriwayatkan dalam Mustadrak-nya dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallhu ‘anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan ke bibirnya dan berkata:

الصُّمْتُ إِلاَّ مِنْ خَيْرٍ. فَقَالَ لَهُ مُعَاذٌ: وَهَلْ نُؤَاخَذُ بِمَا تَكَلَّمَتْ بِهِ أَلْسِنَتُنَا؟ فَضَرَبَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَخِذَ مُعَاذٍ، ثُمَّ قَالَ: يَا مُعَاذُ، ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ -أَوْ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَقُوْلَ لَهُ مِنْ ذَلِكَ- وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ فِي جَهَنَّمَ إِلاَّ مَا نَطَقَتْ بِهِ أَلْسِنَتُهُمْ؟ فَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ عَنْ شَرٍّ، قُوْلُوْا خَيْرًا تَغْنَمُوا وَاسْكُتُوْا عَنْ شَرٍّ تَسْلَمُوْا

Diamlah kecuali dari perkataan yang baik.” Mu’adz bertanya kepada Rasulullah, “Apakah kita akan disiksa disebabkan apa yang diucapkan oleh lisan-lisan kita?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memukul paha Mu’adz, kemudian bersabda, “Wahai Mu’adz, ibumu kehilangan kamu3”, atau beliau mengucapkan kepada Mu’adz apa yang Allah kehendaki dari ucapan. “Bukankah manusia ditelungkupkan di atas hidung mereka ke dalam jahannam tidak lain disebabkan karena apa yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka? Karenanya, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau ia diam dari berkata yang jelek. Ucapkanlah kebaikan niscaya kalian akan menuai kebaikan dan diamlah dari berkata yang jelek niscaya kalian akan selamat.” (Dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad, 1/460)

Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menasihatkan, “Sepantasnya bagi orang yang ingin mengucapkan satu kata atau satu kalimat, ia merenungkan dan memikirkan kata/kalimat tersebut dalam jiwanya sebelum mengucapkannya. Bila memang tampak kemaslahatan dan kebaikannya maka ia berbicara. Bila tidak, maka sebaiknya ia menahan lisannya.” (Al-Minhaj, 18/318)

Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullahu dalam kitabnya Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (1/339-340) menukilkan ucapan tiga sahabat yang mulia berikut ini:

‘Umar ibnul Khaththab radhiyallhu ‘anhu berkata, “Siapa yang banyak bicaranya akan banyak jatuhnya (dalam kesalahan). Siapa yang banyak jatuhnya, akan banyak dosanya. Dan siapa yang banyak dosanya niscaya neraka lebih pantas baginya.

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallhu ‘anhu memegang lisannya dan berkata, “Ini yang akan mengantarkan aku ke neraka.”

Ibnu Mas’ud radhiyallhu ‘anhu berkata, “Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang patut diibadahi kecuali Dia! Tidak ada di muka bumi ini yang lebih pantas untuk dipenjara dalam waktu yang panjang daripada lisan.”

Ingatlah saudariku, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tidak ada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18)

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menukilkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallhu ‘anhuma tentang ayat di atas, “Malaikat itu mencatat setiap apa yang diucapkannya berupa kebaikan ataupun kejelekan.” (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 7/308)

Ingatlah, semuanya tercatat dan tersimpan dalam catatan amalmu. Maka berbahagialah engkau bila catatan amalmu dipenuhi dengan kebaikan, ucapan yang baik dan amal shalih. Tentunya janji Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa surga kan menanti…
Sebaliknya celaka engkau bila catatan amalmu dipenuhi ucapan kosong, sia-sia lagi mengandung dosa dan amal yang buruk. Tentunya ancaman neraka menanti…

Bila demikian keadaannya ke mana engkau hendak menuju, ke surga ataukah ke neraka? Tentu tanpa ragu engkau ingin menjadi penghuni surga. Maka, jangan biarkan lisanmu menggelincirkanmu ke dalam jurang kebinasaan yang tiada bertepi.

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Catatan kaki:

1 Maksudnya, ia menunaikan kewajiban lisannya berupa mengucapkan apa yang wajib diucapkannya atau diam dalam perkara yang tidak bermanfaat.

2 Ia menunaikan kewajiban kemaluannya dengan diletakkan pada tempat yang halal dan menahannya dari yang haram. Demikian diterangkan Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bari (11/374-375).

3 Kalimat seperti ini biasa diucapkan orang-orang Arab namun mereka tidak memaksudkan maknanya.



Senin, 08 Februari 2010

BaHaGia SaaT SaKiT

Rasa cemburu

Pada saat kita sudah menjalin dan membina suatu hubungan, apakah hubungan intim dalam masa kenalan atau masa perwakinan, pengalaman yang tidak menyenangkan akan terjadi, yaitu timbulnya rasa cemburu antar pasangan

Rasa cemburu merupakan salah satu indikator hal-hal yang positif bagi kita terhadap pasangan, karena dengan rasa cemburu menjadi tolak ukur agar pasangan kita dapat menjaga sikap maupun tingkah laku dalam berkomunikasi dengan lawan jenis.

Tentunya Islam mengajarkan agar dalam berkomunikasi dengan beda mahram agar menjaga pandangannya, tetapi bagi sebagian orang yang tidak paham tingkah laku seenaknya dengan lawan jenis menjadi pemicu rasa ketakutan bagi pasangan-pasangan yang sudah menikah. Misalnya saja seringnya berbaurnya kaum hawa dengan kaum adam.


Rasa cemburu sangat dikaitkan dengan kondisi psikologis seseorang…………tetapi paradigma tentang esensi rasa cemburu terus berubah. maka dari itu untuk mengetahui paparan pengalaman rasa cemburu coba kita lihat paparan posting kali ini.



Rasa cemburu merupakan pengalaman emosional merupakan pengalaman emosional negative sebagai hasil dari kemungkinan akan kehilangan relasi yang berharga, baik oleh kehadiran pesaing yang riil (nyata) maupun pesaing yang dibayangkan ada.
Rasa cemburu selalu diikuti berbagai perasaan yang berkisar antara rasa sedih , rasa terabaikan atau bahkan merasa kehilangan kebanggaan oleh perasaan dicintai dan didambakan seseorang yang sangat berarti dan bermakna dalam kehidupan pada saat tertentu

Terdapat tiga perasaan yang merupakan perasaan inti yang membuat definisi cemburu semakin jelas, yaitu sakit hati, kemarahan yang amat sangat yang sering sekaligus diikuti rasa cemas bahkan ketakutan

Rasa sakit hati mengikuti pengalaman yang menunjukkan pasangan telah gagal menghormati komitmennya terhadap relasi yang telah terjalin. Sedangkan kekuatan dan rasa cemas berangkat dari proses keikatan emosional dan rasa kehilangan ikatan emosional yang berarti.

Meskipun demikian, rasa cemburu tidak melulu disebabkan rasa sakit hati kehilangan keintiman berpasangan, melainkan juga oleh berbagai macam sebab lain.
Misalnya, pasangan kita harus kerja ke luar negeri karena pekerjaan yang lebih menjamin masa depan yang menjanjikan atau kematian pasangan akibat kecelakaan.
Namun, memang terdapat keunikan elemen dalam perasaan cemburu, yaitu kehadiran pesaing romantis, yang sering disebut orang ketiga, yang mengancam kelanggengan hubungan intim yang terjalin dengan pasangannya.

Dapat dikatakan untuk menjadi cemburu, seseorang harus memiliki hubungan yang terancam sirna dengan kehadiran pesaing yang romantis sehingga mengancam hubungan intim yang telah terjalin. Apalagi bila pesaing tersebut adalah teman baiknya, kecuali bila teman/sahabat tersebut kemudian merasa bersalah karena merasa dikhianati sahabat sendiri.

Dalam kasus ini, kemarahan dan kebencian justru akan diarahkan kepada pasangan yang dinilai memulai “main mati adalah kemarahan yang timbul bisa menjadi penyebab perilaku menyerang. Dalam hal ini, bisa kita pahami tentang ekstrimnya kemarahan dengan membunuh akibat dari rasa cemburu. Penelitian di AS menyebutkan, 13 persen dari kasus pembunuhan disebabkan salah satu pasangan membunuh pasangannya dengan dasar cemburu sebagai motif utama.

Reaksi terhadap Cemburu

Cemburu adalah pengalaman yang membuat seseorang merasa tidak berbahagia. Namun, reaksi cultural yang sering muncul pada sekitar lima enam decade terdahulu adalah penilainan positif terhadap rasa cemburu yang menyatakan rasa cemburu merupakan bukti bahwa pasangan mencintai dirinya dan merupakan hal yang memberi efek bagi kelanggengan suatu perkawinan

Namun sekitar tahun 1980 pendapat tentang cemburu berubah dengan menyatakan bahwa rasa cemburu merupakan ungkapan perasaan ketidakamanan psikis. Rasa cemburu seperti itu merupakan hasil perkembangan sikap mental yang tidak sehat dan ketidakoptimalan fungsi kepribadian.

Sedangkan pada awal abad ke-21 ini, perkembangan reaksi terhadap cemburu mengarahkan pada kesimpulan bahwa orang yang dilanda cemburu adalah orang yang berada dalam kondisi mental yang sama dengan “pedang bermata dua”. Artinya pada satu mata pedang merupakan ekpresi rasa cinta terhadap pasangan sehingga takut sekali kehilangan relasi yang mesra dengan pasangan, sedangkan pada mata pedang lainnya merupakan ekpresi keadaan paranoid (kecurigaan yang bersifat patologis).

Kepekaan terhadap berkembangnya rasa cemburu antar pasangan pada masa-masa terakhir ini cenderung meningkat, sual pun cenderung memiliki dugaan dan berpikir bahkan dengan orang lain selain dirinya. Dugaan tersebut membuat parahnya perkembangan rasa cemburu salah satu pasangan pada pasangan lainnya.

ungkapan cinta memang akan lebih semarak dengan kehadiran rasa cemburu dalam batas wajar, namun cemburu yang berlebihan kecuali menyiksa batin sendiri juga justru membuka peluang bagi kehancuran perkawinan. Pilihan diserahkan kepada anda sendiri………..

Sabtu, 06 Februari 2010

Kami datang

ya.. kami datang
kami datang tidak ingin mendapatkan
tapi kami datang ingin memberi
bukan untuk mendapatkan simpati
apalagi perhiasan dunia yang mencerai hati

kami datang tidak hanya untuk pertisipasi
tapi kami ingin berkontribusi
kami datang karena maslahat mereka
bukan hanya maslahat kami
kami datang untuk mengangkat agama ini
meski Allah tidak kurang kuasa dengan tidak datangnya kami
bukan malah menjatuh azzam sampai mati
karena kami tahu...
dengan disini
kami berharap janji yang pasti
dari Dia yang tidak pernah ingkar janji
dari Dia yang selalu menepati
dari Dia yang kami cintai
karena Dia... kami datang

KeJuran Yg Tersakiti


Hari demi hari telah berlalu
Waktu demi waktu kian tak menentu
Disini diriku sendiri menunggu
Sang ratu datang membuka kalbu

Akankah dirinya kan kembali padaku?
Dikala hati ini tak menentu
Tersakiti karna sebuah perilaku
Diri ini kepada diriku

Sekian lama aku mencoba
Bertahan demi cinta
Apa yang kudapatkan
Cinta yang berlalu dengan hampa

Ciri-ciri pacar lagi bohong


Terus-terusan dibohongi sama si doi kesal bukan?apa lagi sama cowok atau pacar kita sendiri.Bohong kalau untuk tujuan yang baik tidak menjadi soal tapi kalo untuk misalnya nya selingkuh atau gait cwek lain sakit bukan hati kita.Apalagi tidak hanya satu atau dua kali kejadian itu berulang kali membuat hati tanda tanya dan ingin segera mengetahui sebabnya.Ketika kita ingin segera tanya langsung pada si doi mungkin dia akan menjawab dengan beribu cara untuk mengelak dari perbuatannya terus untuk tidak membuat hati kita jengkel si doi sangat pandai agar perbuatnnya tidak kecium anda misal dengan memberi sebuah kado,mengecup kening dan segera berlutut meminta maaf kepada anda,tidak terasa hati anda sudah lupa dengan permasalahan yang tadinya membuat anda mengebu-gebu untuk menyelesaikan akhirnya kembalilah anda kepelukannya.Dari kejadian diatas mungkin anda sudah sering meneteskan air mata yang berlebihan tapi saat si doi menjerat anda dengan kasih sayanknya semua rasa sakit bisa ditahan selanjunya terlarut dalam kebohongan yang tidak tau kapan berakhir.Mungkin kalau kamu sudah dianggap pasangan tersempurna oleh pasangan anda,bahwa di diri anda tidak ada kekurangan sesuatu apapun di mata doi,dan tak dipungkiri semua itu mustahil karena tidak ada manusia yang sempurna di Dunia ini,bahagia lah anda saat itu tiba.

Beberapa ciri-ciri cowok yang suka berbohong,untuk itu kenali gerakan tubuh si doi waktu dia berbohong.

Gerak gerik pertama

“saat duduk di kursi,ia menyembunyikan bagian angkel di belakang kaki kursi.”Ini dimaksudkan karena sesuatu yang kebohongan memberikan tekanan yang besar terhadap diri sendiri.”Doi cenderung menonjolkan bagian dada dan menyembunyikan bagian bawah tubuh”yang dikatakan oleh”Janine Driver ahli body language.Akibat kejadian tersebut akan terlihat saat doi duduk dikursi.Kecenderungan untuk segera menyembunyikan bagian kakinya.Dan terlihat duduk tidak tenang dan sering kali pindah posisi.Posisi ini menunjukkan doi sedang menghadapi lawan yang sangat tangguh,dan dia butuh benteng untung melindungi dirinya agar selamat dan bertahan agar anda tidak tahu bahwa doi berbohong dan menyimpan sesuatu.

Gerak gerik ke dua

“Tiba-tiba gugup dan memasukkan tangan kedalam saku”Saat anda meminta konfirmasi dari si doi,tiba-tiba doi dengan spontan memasukkan tangan kedalam sakunya.Ini adalah sikap tubuh saat seseorang untuk tidak menunjukkan hal yang sebenernya.Dengan menunjukkan telapak tangannya,maka doi akan menunjukkan keterbuakaannya kepada anda.Mungkin pada saat bertemu anda ia akan menyembunyikan fakta yang sebenernya dari anda,jadi secara otomatis doi akan menarik kedua tangan dan menyembunyikan kedua tangan dan segera menyembunyikan kedua tangannya ke dalam saku.

Gerak-gerik kedua

“Ia tidak lepas dari sesuatu barang untuk menyembunyikan kegugupannya”Ketika seseorang sedang gugup,ia biasanya akan mengalihkan kegugupannya pada sesuatu.Alahasil kita semua bisa melihat misalnya,Doi akan terlihat sibuk dengan handphone atau rokoknya.Dan tak jarang dia akan mengeluarkan keringat dan bicara terbata-bata ada lagi yang terliahat sangat gusar dan berusaha untuk mengalihkan perhatian anda.

Gerak gerik keempat

“Ia mengangkat bahunya..”Misal saat bunyi handphone doi ada pesan masuk”anda mungkin akan segera bertanya siapa itu?? atau “kok cwek itu sering sms kamu yank’?Munkin Doi akan segera menjawab”gak tau ya..!dan di ikuti dengan bahu keatas.Nah,waspada dengan gerakan ini.Kalau gerakan ini sering berulang dari doi segera siap lampu merah.Gerakan ini adalah gerakan simpel untuk menunjukkan bahwa seseorang tidak tahu akan sesuatu hal yang ditanyakan atau lebih terkesan no koment.Dengan mengangkat bahu,artinya ada sesuatu yang disembunyikan dan hal tersebut tidak ingin di ungkapkan kepada anda.

Gerak gerik kelima

“Doi sering menggosok bagian bawah hidung tatkala ia Gugup“Gerakan ini sering dilakukan oleh cwok yang tidak sering berbohong atau masih tahap belajar bohong dan doi terkesan tidak pandai atau kurang lihai.Ketika anda bertanya dan doi akan menjawab pertanyaan dari anda,doi kemungkinan akan menggosok-gosok bagian bawah hidungnya,di ikuti menutup bagian bawah mulutnya.Secara reflek gerakan ini menandakan ia sendiri tak percaya atas apa yang dikatakan.Sehingga terkesan menutup-nutupi kejadian sebenarnya dari anda.

Nah,Kalau doi ada ciri-ciri seperti diatas mungkin sebaiknya anda perlu Referensi!Segeralah tindak lanjuti agar kebohongan si doi tidak semakin parah bisa-bisa sakit hati yang anda dapat.Sebelum kejadian itu terjadi pastikan anda bisa melakukan tindakan yang tepat untuk dilakukan?